Film · Kicau Kacau · Review

Musikalisasi Puisi Adiwarna dalam Epos “GIE”

Saya memang tergila-gila dengan tema “pergerakan mahasiswa”. Bukan baru sehari dua hari kemarin, melainkan sudah sejak lama, bahkan jauh sebelum saya menyandang predikat mahasiswa. Tema ini kemudian beberapa kali berhasil merasuki saya terlalu dalam hingga melahirkan beberapa tulisan ala kadarnya, dari genre opini hingga fiksi.

Ketertarikan itu mulai muncul di masa tumbangnya rezim orde baru. Saat itu saya yang masih berseragam putih merah begitu terkesima melihat kakak-kakak mahasiswa muncul di layar kaca sebagai pahlawan reformasi. Kegilaan akan hal ini kemudian semakin membuncah setelah kehadiran film ini.

“Gie”, terlepas dari kehadiran aktor-aktornya yang-terlalu-tampan-sampai-bikin-mimisan, merupakan sebuah epos yang digarap dengan sangat jenius. Saya pertama kali menonton film itu ketika masih SMA dan seketika itu juga saya semakin jatuh cinta dengan sosok mahasiswa-mahasiswa idealis.

Entah berlebihan atau tidak bila saya menyebut film ini sebagai epos (cerita kepahlawanan-red) dan Soe Hok Gie adalah lakon utamanya. Tapi sosok Gie yang terlampau heroik memang tidak bisa diremehkan. Heroik dalam idealismenya, heroik dalam kontribusi nyatanya.

Kali ini saya tidak akan membahas perihal film atau tokoh utamanya. Sudah ada terlalu banyak tulisan yang jauh lebih baik mengenai itu semua.

Saya hanya ingin berbagi sebuah paduan paling harmonis yang pernah saya ketahui. Sebuah puisi karya Soe Hok Gie yang dilafalkan bersama dengan lagu tema “Cahaya Bulan” merupakan kombinasi sophisticated yang pernah saya temui. Keduanya melebur menjadi sebuah karya adiwarna, karya yang sangat indah.

Lanjutkan membaca “Musikalisasi Puisi Adiwarna dalam Epos “GIE””